Teknik Sipil ( Civil Engineering) adalah Ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana merancang, membangun, renovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup
manusia, makanya ilmu ini disebut dengan Sipil/Civil.
Teknik sipil termasuk profesi yang sudah berkembang sejak
lama, diperkirakan sudah berkembang di Mesir kuno dan Mesopotamia antara 4000
sd 2000 SM. Adalah Pyramid Raja Djoser yang diketahui terdapat di kompleks
Saqqara, diakui sebagai pyramid tertua di dunia (berusia lebih dar 4000
tahun,atau sekitar tahun 2600 SM), dibangun seorang engineer bernama Imhotep.
Yang masih megah berdiri hingga kini.
Awalnya Profesi Engineer ini dimiliki oleh militer (bagiang
dari jabatan militer) untuk membangun pertahanan, benteng, pos pos militer,
jalan, jembatan dan bangunan pendukung perang lainnya. Seusai perang para
engineer ini dibutuhkan untuk membangun ulang kota yang sudah hancur, menata
kota lebih teratur sesusai kebutuhan. Namun akhirnya profesi ini terpisah dari
militer. Civil Engineering. Ilmu yang melingkupi Civil engineering ini termasuk
matematika, kimia, geologi, lingkungan hingga komputer. Semuanya memiliki
fungsi penting dalam Civil engineering.
Istilah Civil Engineer sendiri dikenalkan oleh John Smeaton
seorang kebangsaan inggris yang telah banyak berkarya membangun bebagai macam
struktur sperti “Eddystone Lighthouse” yang dibangun tahun 1756.
Teknik Sipil terbagi beberapa cabang yaitu Struktur,
Geoteknik, Manajemen Rekayasa Konstruksi, Hidrologi, Teknik Lingkungan,dan
Transportasi.
Profesi Seorang civil engineer ini mencakup
perancangan/pelaksana pembangunan/pemeliharaan prasarana jalan, jembatan,
terowongan, gedung, bandar udara, lalu lintas (darat, laut, udara), sistem
jaringan kanal, drainase, irigasi, perumahan, gedung, minimalisasi kerugian
gempa, perlindungan lingkungan, penyediaan air bersih, konsep finansial dari
proyek, manajemen projek dsb. Semua aspek kehidupan tercangkup dalam muatan
ilmu teknik sipil.
Perkembangan teknologi menuntut profesi Civil Engineering
tidak hanya berurusan dengan proyek bangunan, tetapi diharuskan memahami bidang
lainnya seperti halnya informatika; Komputasi, yang memungkinkan untuk
memudahkan kelancaran suatu proyek dalam Analisis dan Design, dan Arsitektur.
Sebutlah misalnya pemodelan bangunan dengan AutoCAD, Manajemen proyek dengan
Primavera atau MS Project, Analisis struktur akibat beban gempa, Beban Angin,
Beban bergerak dan lainnya, smua itu dapat dimodelisasi dengan bantuan
Komputer. Hal ini tentu akan mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan
kegagalan struktur. Hasilnya tahun 1960 sd 70-an, Proyek komputasi pertama kali
digunakan untuk mendesign Sydney Opera House.
Sulit dibayangkan bagaimana Bangunan – sperti Burj Dubai,
Petronas, Taipei 101 – dapat dimengerti dan dibangun tanpa Analisis komputer.
Teknik sipil merupakan bidang keahlian yang sudah cukup tua
dan telah berkontribusi banyak terhadap perkembangan dunia. Pada dasarnya
bidang teknik sipil membantu membentuk kehidupan moderen yang kita nikmati
sekarang ini. Bidang teknik sipil membangun, menjalankan, merawat dan
memperbaiki atau memperbaharui fasilitas dan infrastruktur yang diperlukan oleh
kehidupan modern seperti gedung, jalan, jalan layang, jalan kereta api,
jembatan, bendungan untuk pembangkit listrik dan juga pengairan, pelabuhan laut
dan udara, bangunan kilang minyak, bangunan anjungan lepas pantai, dan
lain-lain. Sejalan dengan perkembangannya yang telah cukup lama, bidang teknik
sipil telah mengalami perkembangan yang cukup berarti, dari jaman dimana
infrastruktur sipil dibangun dengan hanya mengandalkan pengalaman dan coba-coba
sampai dengan yang direncanakan dengan bantuan komputer. Selain itu, banyak
teori, penemuan, inovasi dan juga kegagalan yang telah dialami selama
perkembangannya.
Bidang Keahliah Teknik Sipil
Bidang teknik sipil itu cakupannya sangat luas. Seperti
disinggung sebelumnya, karakteristik dari fasilitas yang dihasilkan bisa sangat
berbeda satu dengan yang lain dan tentunya juga memerlukan ahli yang berbeda
kepakarannya. Sebagai contoh ahli yang merencanakan gedung pencakar langit tentunya
memerlukan ilmu yang berbeda jika dibandingkan dengan ahli yang akan
merencanakan saluran irigasi. Oleh karena itu, keahliah bidang teknik sipil
biasanya dibagi-bagi lagi menjadi beberapa sub bidang keahlian. Pada umumnya
teknik sipil ini dibagi-bagi menjadi beberapa sub bidang keahlian diantaranya:
Bidang keahlian struktur
Bidang keahlian transportasi
Bidang keahlian geoteknik
Bidang keahlian manajemen rekayasa konstruksi
Bidang keahlian sumber daya air
Insinyur memiliki peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan kehidupan umat manusia di seluruh dunia.
Bumi yang menjadi tempat di mana populasi manusia (yang saat
ini jumlahnya lebih dari enam miliar), semakin tahun semakin bertambah. Seiring
dari perkembangan zaman bumi ini semakin hari semakin berpolusi. Ada pendapat
yang berkembang bahwa manusialah yang mengubah bumi? sistem alam dari berbagai
skala, dari lokal ke global dan kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya,
perubahan yang hanya bisa dibandingkan dengan peristiwa yang menandai transisi
besar di era geobiological Bumi. Pertanyaannya sekarang muncul apakah mungkin
untuk memenuhi kebutuhan populasi manusia yang tumbuh secara eksponensial,
sambil menjaga daya dukung ekosistem dan keanekaragaman hayati dan budaya.
Sebuah pertanyaan yang terkait adalah apa yang harus dilakukan sekarang dan
dalam waktu dekat untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar untuk air, sanitasi,
gizi, kesehatan, keselamatan, dan pekerjaan yang harus terpenuhi untuk semua manusia.
Komitmen ini didefinisikan sebagai "Millennium Development Goals"
oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 18 September 2000 (United Nations
Development Programme, 2003).
Dalam dua dekade berikutnya, diperkirakan hampir dua miliar
orang tinggal di Bumi. Pertumbuhan ini akan menciptakan permintaan yang belum
pernah terjadi sebelumnya untuk energi, makanan, tanah, air, transportasi,
bahan, pembuangan limbah, pengolahan tanah, perawatan kesehatan, pembersihan
lingkungan, telekomunikasi, dan infrastruktur. Peran insinyur akan menjadi
penting dalam memenuhi tuntutan-tuntutan pada berbagai skala, mulai dari
masyarakat kecil yang terpencil ke daerah-daerah perkotaan besar (kota besar),
terutama di negara berkembang (PBB, 1998). Jika insinyur tidak siap untuk memenuhi
tuntutan tersebut, siapa lagi? George Bugliarello (1999) menyatakan, munculnya
daerah perkotaan besar kemungkinan akan mempengaruhi kemakmuran masa depan dan
stabilitas seluruh dunia. Diperkirakan bahwa 835.000.000-2 miliar orang tinggal
di kota-kota kumuh, angka kemiskinan sekitar 25 persen (PBB, 2001).
Mengingat masalah yang sedang dihadapi di planet kita ini
dan masalah-masalah yang akan muncul pada pertengahan abad kedua puluh satu,
teknik sipil harus mempunyai pola pikir yang mengadopsi pernyataan misi baru
untuk sebuah pembangunan dan untuk berkontribusi pada pembangunan yang lebih
berkelanjutan, stabil, dan dunia. Maurice Strong, Sekretaris Jenderal 1992
Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan, mengatakan,
"Pembangunan berkelanjutan akan mustahil tanpa masukan penuh oleh teknik
sipil." Untuk itu terjadi, insinyur harus mengambil sikap yang sama sekali
berbeda terhadap sistem alam dan budaya dan harus mempertimbangkan kembali
interaksi antara disiplin ilmu teknik dan bidang non-teknis.
Selama 150 tahun terakhir, praktek rekayasa telah didasarkan
pada paradigma pengendalian alam dan bekerja sama dengan alam. Manusia dan alam
hidup secara berdampingan, manusia mengadopsi sikap manipulatif oposisi
terhadap alam. Meskipun pandangan itu adalah reduksionistik ini sistem alam,
akan tetapi pendekatan ini menghasilkan prestasi teknik sipil yang luar biasa
selama abad kesembilan belas dan kedua puluh khususnya. Misalnya, teknik sipil
dan lingkungan telah memainkan peran penting dalam memperbaiki kondisi manusia
di Bumi dengan meningkatkan sanitasi, pengembangan sumber daya air, dan
mengembangkan sistem transportasi. Ironisnya, keberhasilan ini telah memberikan
kontribusi terhadap masalah saat ini dengan memungkinkan pertumbuhan penduduk.
Sebagian besar prestasi teknik sipil di masa lalu dikembangkan tanpa
mempertimbangkan sosial, ekonomi, dan dampak lingkungan terhadap sistem alam.
Tidak banyak perhatian yang diberikan untuk meminimalkan risiko dan skala
gangguan yang tidak direncanakan atau tidak diinginkan dalam sistem alam yang
terkait dengan sistem rekayasa.
Ketika kita memasuki abad kedua puluh satu, kita harus
memulai transisi di seluruh dunia untuk pendekatan yang lebih holistik untuk
teknik sipil. Hal ini akan membutuhkan:
(1) perubahan paradigma besar dari kontrol alam untuk
partisipasi dengan alam
(2) kesadaran akan ekosistem, jasa ekosistem, pelestarian
dan pemulihan alam
(3) pola pikir baru tentang peningkatan alam dan manusia
yang menganut prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, pengelolaan sumber
daya yang terbarukan, teknologi, dan kapitalisme alami, biomimikri, biosoma,
dan sistem pemikiran.
Selain itu, Mahasiswa teknik sedang dipersiapkan untuk
memasuki "dunia nyata." Lulusan saat ini akan dipanggil untuk membuat
keputusan dalam lingkungan-sosial-geo politik yang cukup berbeda dari hari ini.
Mahasiswa teknik sipil dapat diharapkan untuk melihat peningkatan populasi
dunia antara 6-9 atau 10 miliar orang, besarnya fenomena pemanasan global, dan
kerugian besar dalam keanekaragaman hayati dan budaya di Bumi ini. Apakah
perguruan tinggi dan universitas dapat melakukan cukup proaktif untuk mengajar
siswanya, apa yang perlu mereka ketahui untuk beroperasi di lingkungan di masa
depan. Jelas, insinyur harus melengkapi kemampuan teknis dan analisis mereka
dengan pemahaman yang luas dari apa yang disebut masalah "lunak" yang
nonteknis. Pengalaman yang menunjukkan bahwa aspek-aspek sosial, lingkungan,
ekonomi, budaya, dan etika dari sebuah proyek lebih penting daripada aspek
teknis.
Sebuah pernyataan yang sama pentingnya adalah pendidikan
insinyur tertarik dalam menangani masalah khusus untuk masyarakat berkembang.
Ini termasuk penyediaan air dan pemurnian, sanitasi, produksi listrik, tempat
tinggal, perencanaan lokasi, infrastruktur, produksi dan distribusi pangan, dan
komunikasi, di antara banyak lainnya. Masalah seperti ini biasanya tidak
dibahas dalam kurikulum teknik di Amerika Serikat, namun. Dengan demikian,
teknisi di AS tidak dididik untuk
memenuhi kebutuhan orang yang paling miskin di planet kita, banyak dari mereka
tinggal di negara-negara industri. Hal ini sangat disayangkan, karena 20 persen
dari populasi dunia tidak memiliki air bersih, 40 persen tidak memiliki
sanitasi yang memadai, dan 20 persen tidak memiliki perumahan yang layak.
Selanjutnya, teknik sipil sangat penting untuk mengatasi
masalah-masalah yang kompleks terkait dengan pengungsi-pengungsi, dan gerakan
radikal dalam skala besar di seluruh dunia, seperti akibat konflik politik,
kelaparan, kekurangan lahan, dan bencana alam. Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), 1,8 miliar orang (30 persen di dunia) saat ini tinggal di daerah
konflik, dalam masa transisi, atau dalam situasi ketidakstabilan permanen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar